Rabu, 26 Januari 2011

Mainan Beras

Menjelang akhir bulan seperti biasa mama pasti bakal sibuk alang kepalang ngurus bisnis online mama, ya akhir bulan itu masa penentuan level bonus, hihihi...emak matre satu ini pasti sibuk berjibaku sama leptop, inet, token, AR dan Hp...
Chatting sana sini, ngebalas sms, nelponin downline/upline, ngecek lagi AR, transfer, browsing fiuhhh....sibuuukkkk ngalah2in orang kerja kantoran bow....ups..tp ini khusus akhir bulan aja ya, dan lagian sibuknya mama cuman di kamar sambil nemenin lintang :)

Nah...berhubung td pagi pas lagi sibuk2nya, kenapa juga si dd nggak bobo2, akhirnya biar mama tenang kordinasi ama temen2, Lintang mama setelin DVD lagu anak2, maksudnya biar anteng, ya lumayankan lintang senang mama tenang hahaha...

Ealah....ga ada suara mama kira Lintang asik joget didepan TV ternyataaaaaa.....ya, pasti ada sesuatu yg ga rebes, dan bener aja pas cek ke dapur beras mama sudah berhamburan dimana-mana, oh noooooo....terpaksa urusan mama dihentikan, segera ngeberesin dapur yang berantakan, trus mulai kembali ke laptop.

Lagi-lagi lintang ga ada suara, kembali mama ngecek apa yang terjadi, dan Oh My GOD....tu beras kembali kocar kacir dilantai hikssss :(
kayaknya mama yang salah deh, bulan Lintang, emang nih kalo mau ngurus yang agak serius dd harus segera ditidurkan dulu.

Senin, 24 Januari 2011

Temper Tantrum


Sudah 2 hari ini Lintang mengalami temper tantrum (mengungkapkan amarah yang luar biasa untuk ukuran balita ), kejadian yang bener2 menguras energinya dan menguras kesabaran mama, apalagi di umur 16 bulan ini dia sudah mulai memiliki ego, keninginan untuk "memiliki" apa yang dia liat, dan parahnya lagi kadang kondisi tantrum ga lihat2 kondisi dan situasi, mau dimall, dirumah, dirumah tetangga, fiuhh.....ini sangat2 cobaan untuk kesabaran setiap orang tua.
Seperti kemaren sore, seperti biasa mama ngajak lintang keliling komplek biar ga bosan ngetem terus dirumah, awalnya lintang kelihatan enjoy, ketemu banyak tetangga yang emang tiap sore suka ngumpul, plus anak2 mereka, sampai lintang ngerasa interest sama sepeda kecil punya anak tetangga, awalnya sepeda kecil itu dimainin, trus didudukin sampai menjelang magrib, saat mama ingin ngajak lintang pulang, itulah dia mulai teriak kencang, menangis meraung, melengkungkan badan, memukul kepalanya, memukul mama.....
semakin diajak bicara semakin keras tangisannya
didiamkan tambah menjadi2
ditinggal takut dia melakukan hal2 yang menyakiti diri sendiri semisal memukul kepala, membenturkan kepala

gimana dengan mama?
yang pasti mama malu sama tetangga, malu tidak bisa mendiamkan anak, malu dengan tantrumnya lintang, merasa dilevel terbawah peran seorang bunda, hanyar bisa diam, tarik nafas panjang, mencoba sabar, tidak berkata sidikitpun, dan yang paling ampuh memeluk lintang tanpa suara, biarkan dia merasa kalo sebenarnya mama sayang sama Lintang, ya secara umur 16 bulan kalo kita ajak ngomng pun masih blom ngerti apa-apa, apakah tangisannya reda? belum, hanya semakin pelan suara tangisannya, dan ini berlung lama, hampir 2 jam.

Ya Allah yang maha pengasih dan penyayang, semoga mama bisa terus menjaga amarah dan sabar dalam menghadapi kondisi seperti ini.

berikut artikel yg dicopas dr ayahbunda, semoga orang tua yang diuji dengan temper tantrum anaknya mampu menahan diri dari rasa marah, bisa sersikap sabar, karna melalui pengalaman inilah kita dicoba untuk menjadi orang tua yang lebih bijaksana dalam bersikap, semoga Allah menganugrahkan kita anak yang sehat, soleh, dan cerdas, amien...
----------------------------------------------------------------------------------------

Tetap tenang dan kenali penyebab balita tantrum. Dalam buku Children Are People Too, Dr. Sharon Fried Buchalter mengatakan ada 2 jenis tantrum, yaitu tantrum aktif (protes dan sosial) dan tantrum pasif (merengek dan tidak kooperatif). Setiap tantrum butuh penanganan yang berbeda.

*Tantrum Protes.
Tatrum karena marah tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Biasanya balita menangis, menhjerik, menendang-nendang bahkan melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya.
Lakukan:
  • Beri dia ruang kesempatan untuk meluapkan emosinya, tapi jangan jauh-jauh dan tetap awasi dia.
  • Hindari mengekang balita saat tantrum. Berikan pelukan asal dilakukan dengan lembut sambil membisikkan kata-kata yang menenangkan.
  • Bertindak bila balita mulai melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. Bila dia berguling-guling di lantai, singkirkan benda-benda berbahaya. Hentikan bila mulai melukai dirinya, seperti memukul-mukulkan kepalanya ke tembok.
  • Anda harus konsisten. Jangan mengabulkan keinginanya supaya dia berhenti tantrum. Balita pasti marah, tapi Anda bis aberbaikan setelah dia sudah tidak tantrum.
*Tantrum Sosial. Tantrum karena balita marah dengan temannya. Biasanya balita bertindak agresif, bullying dan tidak bersahabat saat main bersama temannya.
Lakukan:
  • Ucapkan kata-kata yang bisa mengekpresikan perasaanya. Misalnya, “Sita marah yak arena Arna tidak membolehkan Sita main boneka itu?” Perkataan Anda juga menunjukkan kalau Anda berempati padanya.
  • Hindari mendisiplinkan balita secara fisik, seperti mencubitnya. Adan hanya menyampaikan pesan negative. Anda kehilangan kontrol, menggunakan kekerasan fisik di perbolehkan dan perasaan harus dipendam bukannya disalurkan.
  • Ajak ngobrol balita, setelah tantrumnya selesai. Setelah tenang bahas perbuatannya tadi tidak dapat diterima, namun tetap tunjukkan kalau Anda menyayangi dia.

*Tantrum Merengek. Tantrum karena tidak puas terhadap sesuatu hal. Biasanya balita merengek, ngambek atau terus menerus bertanya dengan cara mengganggu, “Ayo bunda kita pulang, ayo..ayo!” sambil menarik-narik Anda.
Lakukan:
  • Saat balita merengek, jelaskan Anda akan berbicara padanya ketika dia sudah tenang. Bukannya ANda cuek tapi menunjukkan padanya perbuatannya itu tidak baik. Namun, hindari menasihati ketika dia tantrum, dia tidak akan mendengarkan Anda.
  • Kenali keinginan dan kebutuhan balita bila bepergian. Dia mungkin tantrum karena capek, atau kelaparan. Jadwalkan kegiatan sebelum pergi mengacu pada kemampuan dan kebutuhan balita.
  • Beri perhatian pada balita. Saat jalan-jalan jangan asyik sendiri, ajak balita ngobrol, tanyakan pendapatnya.

*Tantrum Tidak Kooperatif. Tantrum karena tidak suka saat diminta melakukan sesuatu. Biasanya balita tidak kooperatif karena tidak senang mealkukan apa yang Anda minta.
Lakukan:
  • Jangan memarahi balita saat tantrum. Kalau perlu menjauh sebentar, tarik napas dalam-dalam untuk menengakan diri sebelum menghadapi balita.
  • Beri balita pilihan. Misalnya saat menyuruh gosok gigi, tanyakan apakah dia mau menggunakan sikat gigi gambar dinosaurus atau gambar Elmo. Beri balita kesempatan merasa punya kendali.
  • Turunkan pengharapan Anda. Jangan harap balita selalu mau melakukan apa yang Anda minta. Perhatikan juga keinginanya.
artikel lain yang juga bagus
http://www.edumuslim.org/index.php?option=article&article_rf=202

Selasa, 18 Januari 2011

Bobo di Lantai


Lagi seneng ngoceh yap pap pap, yap pap pap, ayahhhhh....jajah.....hehehehe....

Trus nggk tau kenapa beberapa hari ini senengggg banget tiduran dilantai, diubin cari yang dingin-dingin, ga sampai bobo sih tapi ngesot kaya org berenang di ubin, huhhhh....takutnya masuk angin, tp tiap diangkat pasti balik lagi ke lantai, cape deeee...

Perkembangan minggu ini ga terlalu signifikan, justru habis di imunisasi kemaren rewelnya awet sampe sekarang, dah tau kali ya kalo dia nangis pasti mama/ayahnya bakal datang ngegendong dia, masa sih ya anak 15 bulan dan ngerti cara minta dimanja?

Trus yang lebih parah, kalo subuh mama pengen bikin bubur didapur sekarang ga dibolehin Lintang keluar kamar, dia ngerti kalo mama nggak ada disamping, pasti nangis jejeritan, padahal beberapa hari yang lalu kalo mama kasih tau "ade mama mau bikin bubur, sama ayah dulu ya" lumayan ngerti, disamping ayah dia bobo lagi, jadi ya mau nggak mau Lintang juga ikutan bangun subuh, gelarin kasur didepan TV, dia nonton mama bikin bubur :))


Minggu, 16 Januari 2011

Imunisasi MMR


Telat beberapa hari, seharusnya sih MMR dimulai saat anak berusia 15 bulan, tapi karna kesibukan yang ga ada habis2nya Lintang baru di imun 2 minggu kemudian.
MMR sebenarnya bukan vaksin wajib, namun dilihat dari fungsinya ternyata bagus banget buat kedepannya, walopun beberapa ada yang menyatakan kontra terhadap vaksin ini, mereka beranggapan MMR pembawa autis, penyebab autis dll...:(Rata Penuh

seputar MMR (Mumps, Measles, Rubella)

Imunisasi MMR adalah imunisasi kombinasi untuk mencegah penyakit Campak, Campak Jerman dan Penyakit Gondong. Pemberian vaksin MMR biasanya diberikan pada usia anak 16 bulan. Vaksin ini adalah gabungan vaksin hidup yang dilemahkan. Semula vaksin ini ditemukan secara terpisah, tetapi dalam beberapa tahun kemudian digabung menjadi vaksin kombinasi. Kombinasi tersebut terdiri dari virus hidup Campak galur Edmonton atau Schwarz yang telah dilemahkan, Componen Antigen Rubella dari virus hidup Wistar RA 27/3 yang dilemahkan dan Antigen gondongen dari virus hidup galur Jerry Lynn atau Urabe AM-9.

Beberapa dokter menyarankan pemberian imunisasi MMr menunggu sampai anak pintar bicara, ya melihat pro kontra tetntang autism, dokter juga ternyata takut disalahkan, namun berhubung dokter anak langganannya Lintang menjelaskan panjang lebar bahwa hubungan antara MMR dan autism itu salah, akhirnya demi mendapatkan perlindungan terhadap virus2 yang beterbangan diudara, kami memutuskan untuk memberikan vaksin MMR ke Lintang.
Harga yg diberikan dokter 175rb, dan jarum ditusuk pada lengan kiri, dan alhamdulillah tidak menyebabkan panas, cuman agak rewel mungkin pengaruh sakit pada pangkal lengannya.

Info penting lainnya yang didapat dr dokter, bahwa MMR itu bagus untuk anak wanita karna melindungi tubuh dari virus Rubella, hubungannya sih jangka panjang, saat anak kita sudah dewasa dan memiliki anak, insyaAllah anak + turunan dibawahnya bebas dari virus Rubella.

Ya semoga saja ikhtiar mama+ayah memberikan vaksin MMR untuk menjaga kesehatan dan melindungi Lintang dari virus2 berbahaya dikabulkan Allah, kontra mengenai efek MMR penyebab autis lama2 hilang, sayang banget kan kalo fungsi vaksin yang luar biasa tidak diberikan kebuah hati tersayang gara2 gosip yang belum tentu kebenarannya.

Tumbuh terus jadi anak soleh cerdas dan berguna ya nak
we love U

Rabu, 12 Januari 2011

Jangan Membentak Anak

Coba lihat matanya, tatapannya, tawanya, tingkahnya:)) siapa yang tega menyakiti anak selucu ini? makhluk kecilku sayang....maafkan mama+ayah jika pernah tak sengaja membentakmu, kadang kami yang terlalu kekanakan, menganggapmu dewasa dan mengerti apa yang kami inginkan :(, karna sesungguhnya kamilah anak-anak yang terperangkap ditubuh orang dewasa, semoga kedepannya hari demi hari dengan tingkahmu bisa menjadikan kami manusia yang lebih sabar.

Copas artikel "Jika anak suka dibentak"

“Bid…ayo mandi! Disuruh mandi saja kok malas amat!” bentak ibu Abid (7) seraya menyeret paksa anaknya yang sedang asyik bermain.
“Fatma…jangan dekati kompor itu! Bahaya, tahu!” Bentak ayah Fatma yang memergoki putrinya (2) sedang mengutak-atik kompor minyak. Ketika bocah kecil itu menangis mendengar bentakan ayahnya, sang ayah malah kembali membentak, “Heh…diam!” Si kecil pun semakin ketakutan.
Membentak anak, sepertinya sudah menjadi kebiasaan sebagian orang tua. Saat melihat anak melakukan kesalahan, atau ketidakpatuhan, orang tua memang sering dibuat jengkel. Secara refleks, karena emosi, orang tua sering bermaksud ‘menasihati’, tapi diucapkan dengan nada tinggi. Kebiasaan ini juga lebih sering dilakukan oleh orang tua yang temperamental.
Pertanyaannya, efektifkah menasihati anak dengan bentakan? Tentu tidak, sebab kalau anak terlalu sering dibentak, maka ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang minder, tertutup, bahkan pemberontak. Ia pun bisa menjadi temperamental dan meniru kebiasaan orang tuanya, suka membentak.
Disini akan dipaparkan beberapa akibat bila anak terlalu sering menerima bentakan. Selain itu, akan dibahas pula bagaimana kiat menumbuhkan kepatuhan.

SALAH KAPRAH ORANG TUA
Seringkali orang tua baru bertindak ketika kesalahan telah dilakukan oleh anak. Bukan mencegah, mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan terjadi.
Seharusnya orang tua mempertimbangkan tingkat perkembangan kejiwaan anak, sebelum membuat aturan. Jangan menyamakan anak dengan orang dewasa. Orang tua hendaknya menyadari bahwa dunia anak jauh berbeda dengan orang dewasa. Jadi, ketika menetapkan apakah perilaku anak dinilai salah atau benar, patuh atau melanggar, jangan pernah menggunakan tolok ukur orang dewasa.
Harus diakui, orang tua yang habis kesabarannya sering membentak dengan kata-kata yang keras bila anak-anak menumpahkan susu di lantai, terlambat mandi, mengotori dinding dengan kaki, atau membanting pintu. Sikap orang tua tersebut seperti polisi menghadapi penjahat. Sebaliknya, orang tua sering lupa untuk memberikan perhatian positif ketika anak mandi tepat waktu, menghabiskan susu dan makanannya, serta memberesi mainannya. Padahal seharusnya, antara perhatian positif dengan perhatian negatif harus seimbang.

PENGARUH TERHADAP ANAK
Anak-anak yang sering diberi perhatian negatif, apalagi dengan teguran keras atau bentakan, akan mudah tertekan jiwanya. Kemungkinan ia bisa berkembang menjadi anak yang:

- Minder
Bila anak selalu dicela dan dibentak, dan tak pernah menerima perhatian positif saat ia melakukan kebaikan, maka ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri atau minder. Akan tertanam dalam jiwanya bahwa ia hanyalah anak yang selalu melakukan kesalahan, tidak pernah bisa berbuat kebaikan atau menyenangkan orang lain. Akibatnya, ia sering ragu-ragu atau tidak percaya diri untuk melakukan atau mencoba sesuatu karena takut salah. Misalnya, ia jadi tidak pede untuk mengaji atau membaca Al-Quran, gara-gara orang tuanya selalu membentaknya bila mendengar bacaannya salah.

- Cuek/ tidak peduli
Anak yang selalu dibentak juga bisa berkembang menjadi anak yang cuek dan tidak peduli. Akibat sudah terlalu sering menerima bentakan, ia malah jadi apatis, tidak peduli. Ia pun sering mengabaikan nasihat orang tuanya. Mungkin saat dibentak atau dimarahi ia terlihat diam mendengarkan, tapi sesungguhnya kata-kata orang tuanya hanya dia anggap angin lalu. Masuk ke telinga kanan lalu keluar lewat telinga kiri.

- Tertutup
Orang tua yang temperamental dan suka membentak, tentu akan menakutkan bagi anak. Ya, anak menjadi takut pada orang tuanya sendiri, sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang tertutup. Ia tak pernah mau berbagi cerita dengan orang tuanya. Buat apa berbagi kalau nanti ujung-ujungnya ia akan disalahkan? Dengan demikian, komunikasi antara orang tua dan anak tidak bisa berjalan lancar. Hal ini tentu berbahaya, karena bila menghadapi masalah dan hanya disimpan sendiri, jiwa anak bisa sangat tertekan.

- Pemberontak/ penentang
Anak yang bersikap menentang bisa digolongkan dalam 3 tipe.
Pertama, tipe penentang aktif. Mereka menjadi anak yang keras kepala, suka membantah dan membangkang apa saja kehendak orang tua. Mereka marah karena merasa tidak dihargai oleh orang tua. Untuk melawan jelas tak bisa, karena ia hanya seorang anak kecil. Maka ia pun berusaha menyakiti hati orang tuanya. Ia akan senang bila melihat orang tuanya jengkel dan marah karena ulahnya. Semakin bertambah emosi orang tua, semakin senanglah ia.
Kedua, tipe penentang dengan cara halus. Anak-anak ini jika diperintah memilih sikap diam, tapi tidak juga memenuhi perintah. Sebagaimana Abid yang disuruh mandi oleh ibunya, tapi tak juga mau beranjak dari tempatnya bermain. Saat ia ditinggalkan sendiri di kamar mandi pun, ia tidak segera mandi, malah bermain air atau kapal-kapalan.
Ketiga, tipe selalu terlambat. Anak seperti ini baru mengerjakan suatu perintah setelah terlebih dahulu melihat orang tuanya jengkel, marah, dan mengomel atau membentak-bentak karena kemalasannya. Misalnya Angga yang belum mau beranjak dari tempat tidurnya bila belum dibentak atau diomeli ibunya.

- Pemarah, temperamental dan suka membentak
Anak sering meniru sikap orang tuanya. Bila orang tua suka marah atau ‘main bentak’ karena sebab-sebab sepele, maka anak pun bisa berbuat hal yang sama. Jangan heran bila anak yang diperlakukan demikian, akan berlaku seperti itu terhadap adiknya atau teman-temannya.

BAGAIMANA MENUMBUHKAN KEPATUHAN?
Setelah jelas bila bentakan tidak efektif untuk menumbuhkan kepatuhan, bahkan berpengaruh negatif bagi kepribadian anak, lalu bagaimanakah cara yang baik untuk menumbuhkan kepatuhan?

- Beri penjelasan pada anak
Jelaskan pada anak dengan bahasa yang ia mengerti, mengapa suatu hal diperintahkan dan hal lain dilarang. Jangan sekali-sekali memberi keterangan dusta dalam hal ini.

- Perintahkan sebatas kemampuannya
Perintah di luar kesanggupan dan kemampuan anak justru bisa menyebabkan krisis syaraf (neurotic) dan buruk perangai. Ada pepatah mengatakan, “Jika engkau ingin ditaati, maka perintahkanlah apa yang dapat dipenuhi.” Sebaiknya perintah itu dibagi-bagi dan tuntutan pelaksanaannya pun bertahap.
Untuk mengetahui sampai di mana batas kemampuan anak sesuai perkembangan usianya, diperlukan pengetahuan tersendiri. Sebaiknya orang tua memahami perkembangan anak ini.

- Tidak berdusta atau menakut-nakuti
Kadang orang tua mengatakan akan membelikan ini atau itu jika anak mematuhi perintahnya, tapi ternyata setelah anak patuh, orang tua tidak menepati janjinya. Itu berarti orang tua berdusta, dan bisa jadi anak tidak akan percaya lagi pada orang tuanya. Kedustaan seperti ini harus dihindari.
Selain itu, orang tua juga sering menakut-nakuti anak dengan sesuatu yang seharusnya berguna baginya. Itu dilakukan karena ingin anaknya segera memenuhi perintah mereka. Misalnya menakut-nakuti anak dengan dokter, suntikan dan sebagainya. Ketakutan anak pada hal-hal tersebut bisa terbawa hingga ia dewasa.

- Jangan bertentangan dengan naluri anak
Gharizah atau naluri adalah kekuatan terpendam dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan beberapa pekerjaan tanpa berlatih terlebih dahulu.
Janganlah orang tua melarang anak bermain, atau membongkar dan memasang sesuatu. Jangan pula melanggar kebiasaan anak kalau tidak ingin mereka menggunakan jerit tangis sebagai senjatanya.
Lebih baik gharizah itu diarahkan sedemikian rupa sehingga anak bisa mengatur dirinya sendiri. Misalkan diberi perintah, “TPA nanti mulai ba’da asar lho, sekarang kan udah setengah tiga. Adik udah aja ya mainnya, dilanjutin besok aja, sekarang mandi dulu, kan udah mau adzan…”.
Ungkapan itu tidak melarang anak bermain, dan tidak melanggar kebiasaan mereka bermain di tengah hari. Pemberian ‘masa terbatas’ ini dimaksudkan agar anak bisa mengatur jadwall kegiatannya sendiri, dan akan sangat menolong untuk melatih anak disiplin waktu. Selain itu mereka merasa dianggap mampu untuk mengatur dirinya sendiri tanpa harus didikte begini dan begitu.

Selasa, 11 Januari 2011

Sudah 15 bulan



Selalu terkejut saat ngebuka blog ini,
Ya ternyata sudah 1 tahun terlewatkan tanpa ngapdate cerita sedikitpun tentang dd, hihih...skrg dd lintang dah 15 Bulan, sdh lancar jalan, mulai lari, sudah suka buka2 lemari, narik semua baju yang dilemari, ya kepintaran kepintaran lainnya yang menunjukkan semakin banyak tau semakin besar rasa penasarannya.
Hmm...perkembangan di 15 bulan ini secara motorik sdh jauh berkembang, secara verbal masih satu suku kata yang mampu diucapkan seperti "ayah, mamam, dah, ga, nbah" justru manggil mama ga pernah lagi, semua dipanggil ayah :)
sdh bisa meniru saat ditanya mana mata lintang? mana hidung lintang? mana cicak? hahaha...ya alhamdulillah lintang tergolong anak cerdas yang mudah meniru apa yg diajari mama.
Oh ya, sekarang kalo diajak ngemall sudah ga mau duduk anteng di stroller roda 3 nya, apalagi di kurung ditrolly belanjaan, maunya turun dan ikut jalan sendiri, kita kekiri dia kekanan, fiuhhh....bukannya enjoy mama justru capek luar biasa ngejar bocah satu ini, blom lagi kalo diajak ke arena permainan, kl nggk habis sampai koin terakhir baru dia puas hahaha....seperti anak kecil lainnya jika blom puas dan diajak pulang dengan senang hati dia nangis sejadi2nya, yaelah de....:(
Trus kebiasaan kebiasaan lain tanpa terasa yang jd rutinitas adalah kalo bobo mesti sama boneka lion nya, boneka ndut itu bakal dipeluk2, trus bulu ekornya bakal dimasuk2in ke kuping, mata ato mulutnya hahaha....untung si ayah rajin, jd lion kadang suka dicuci biar ga kotor2 banget :))